Etnis Tionghoa di Losari hidup berdampingan dengan masyarakat pribumi, etnis Tionghoa secara perlahan-lahan mempelajari bahasa serta kebudayaan masyarakat sehingga bisa beradaptasi dengan masyarakat Losari.
Konflik
Pada tahun 1740, terjadi pembantaian besar-besaran yang menargetkan etnis Tionghoa yang tinggal di Batavia yang saat ini berubah menjadi Jakarta. Etnis Tionghoa yang selamat melarikan diri ke luar Batavia, salah satunya Losari.
Pada era reformasi tahun 1998, terjadi kericuhan besar yang menyerang etnisTionghoa, salah satunya di Losari. Pribumi yang merasa ekonomi mereka dijajah mulai melakukan penjarahan pada bangunan milik etnis Tionghoa. Hal tersebut membuat sebagian besar etnis Tionghoa di Losari trauma.
Jejak yang Masih Tersisa
Peradaban etnis Tionghoa di Losari tak luput dari peninggalan-peninggalannya, yang paling terkenal adalah Klenteng dan Bong Cina. klenteng terletak di tengah pasar Losari yang saat ini masih beroperasi, menurut pernyataan dari marbot di klenteng, klenteng pernah rusak dan dijarah sehingga menyebabkan salah satu patung dewa hilang, namun kemudian berhasil di temukan. Untuk Bong Cina, saat ini masih terus digunakan dan beroperasi. Setiap tahun terdapat makam baru dan bahkan terdapat makam orang batak yang dimakamkan di Bong Cina.
Kesimpulan: Jejak Kampung Pecinan
Kampung Pecinan di Losari bukan sekadar perkampungan—melainkan simbol akulturasi di Losari yang saat ini sejarah serta peninggalannya perlu dijaga dan dilestarikan sebagai salah satu objek yang diduga cagar budaya. Selama puluhan tahun Etnis Tionghoa turut serta dalam perkembangan sosial, ekonomi, serta budaya di Losari, mulai dari makanan, kebiasaan, serta kepercayaan yang sampai saat ini masih melekat dengan masyarakat Losari.